Pola Asuh : Pengertian, Jenis dan Karakteristik Pola Asuh Keluarga - DENAWANTO

10/11/2019

Pola Asuh : Pengertian, Jenis dan Karakteristik Pola Asuh Keluarga

POLA ASUH DALAM KELUARGA


Pengertian Pola Asuh
Wibowo (2013:75) “pola asuh atau parenting style adalah salah satu factor yang signifikan turut membentuk karakter anak”. Hal ini didasari bahwa pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan utama dan pertama bagi anak, yang tidak bisa digantikan oleh lembaga manapun. Keluarga yang harmonis, rukun dan damai, akan tercermin dari kondisi psikologis dan karakter anak-anaknya. Begitu sebaliknya, anak yang kurang berbakti, tidak hormat, bertabiat buruk, sering melakukan tindakan diluar moral kemanusiaan atau berkarakter buruk, lebih banyak disebabkan oelh ketidak harmonisan dalam keluarganya yang bersangkutan.


Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2003) “Kata pola memiliki arti sebagai berikut: Sistem: cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap, sedangkan kata asuh memiliki arti sebagai berikut: Memelihara dan mendidik anak, anak itu di dalam asuhanya, membantu atau melatih untuk dapat berdiri sendiri”.


Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pola asuh anak adalah cara orang tua berhubungan dengan anaknya, untuk mendidik, membimbing dan melindungi anaknya dalam mencapai proses kedewasaan, hingga kepada upaya pembentukannorma-norma yang diharapkan agar menjadi manusia yang berkarakter.

Jenis dan Karakteristik Pola AsuhMenurut Baumrind (dalam Melly Latifah, 2008), “Ada tiga jenis pola asuh yang dilakukan orang tua terhadap anak-anaknya, yatu: (1) pola asuh authoritariuan; (2) pola asuh authoritative; dan (3) pola asuh permissive. Tiga pola asuh Baumrind ini hampir sama dengan jenis pola asuh menurut Hurlock, Hardy dan Heyes yaitu: (1) pola asuh otoriter; (2) pola asuh demokratis; (3) pola asuh permisif”.

Pola asuh otoriter ini ciri utamanya adalah; orang tua membuat hampir semua keputusan. Anak-anak mereka dipaksa tunduk, patuh dan tidak boleh bertanya apalagi membantah. Iklim demokratis dalam keluarga sama sekali tidak dibangun. Anak tidak boleh membantah perintah orang tua meski benar atau salah. Secara lengkap, ciri khas pola otoriter diantaranya: (1) kekuasaan orang tua sangat dominan; (2) anak tidak diakui sebagai pribadi; (3) kontrol terhadap tingkah laku anak sangat ketat; dan (4) orang tua akan sering menghukum jika anak tidak patuh.

Pola asuh selanjutnya adalah Demokratis. Pola asuh ini bertolak belakang dengan pola asuh otoriter. Orang tua memberikan kebebasan kepada putra-putrinya untuk berpendapat dan memutuskan masa depannya. Secara lengkap, pola asuh demokratis ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) orang tua senantiasa mendorong anak untuk membicarrakan apa yang menjadi cita-cita, harapan dan kebutuhan mereka; (2) pada pola asuh demokratis ada kerjasama yang harmonis antara orang tua dan anak; (3) anak diakui sebagai pribadi, sehingga segenap kelebihan dan potensi mendapat dukungan serta dipupuk dengan baik; (4) karena sifat orang yang demokratis, mereka akan membimbing dan mengarahkan anak-anak mereka; dan (5) ada control dari orang tua yang tidak kaku.

Pola asuh yang ketiga adalah pola asuh permisif. Pola asuh ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut; (1) orang tua memberikan kebebasan penuh pada anak untuk berbuat; (2) dominasi pada anak; (3) sikap longgar atau kebebasan dari orang tua; (4) tidak ada bimbingan dan pengarahan dari orang tua; dan (5) control dan perhatian orang tua terhaddap anak sangat kurang, bahkan tidak ada. Pola asuh permisif ini merupakan lawan dari pola asuh otoriter. Kelebihan pola asuh permisif ini, anak bisa meenentukan apa yang mereka inginkan. Namun, jika anak tidak dapat mengontrol dan mengendalikan diri sendiri, meereka justru akan terjerumus pada hal-hal yang negatif.


dimohon supaya komentar relevan dengan judul postingan terima kasih